Karya: Ari Mayang K
Sinopsis
Jatmiko
adalah seorang Kepala Sekolah di sebuah Madrasah. Jatmiko adalah figur
laki-laki Jawa yang masih berpikiran sederhana. Polos, jujur, apa adanya dan
selalu ceria. Dia dan istrinya tinggal di Desa di kaki gunung. Suatu ketika
Jatmiko menerima surat pemberitahuan mengenai lomba olimpiade komputer. Dengan
kepercayaan diri yang tinggi Jatmiko nekat berpartisipasi. Padahal madrasahnya
tidak punya komputer. Dan murid-muridnya belum pernah memegang komputer. Tapi
dia tetap memutuskan menjual sepeda motor bututnya. Hal ini harusnya sangat
berat bagi Jatmiko, karena dia sangat menyayangi motor tuanya itu. Terlebih
lagi, jika motornya dijual maka dia tidak punya kendaraan lagi untuk pulang
pergi mengajar ke madrasah. Namun dengan tersenyum Jatmiko meyakinkan dirinya
bahwa pengorbanannya tidaklah percuma dan sudah sepantasnya, karena sebagai
kepala sekolah, dia bermimpi madrasahnya memiliki sebuah komputer sekaligus
memperoleh juara olimpiade komputer. Akhirnya seperangkat komputer baru bisa
dimiliki madrasah, berkat penjualan motor jatmiko. Para siswa pun giat berlatih
dengan didampingi Jatmiko. Jatmiko sangat terharu melihat siswa2nya gembira
bisa memegang komputer.
Suatu hari
jatmiko berjalan pulang menuju rumahnya. Karena berjalan kaki, Jatmiko
kemalaman di jalan. Di suatu jalan yang gelap dan dalam rimbun pohon bambu
Jatmiko melihat sebuah perkelahian yang tidak seimbang. Ada seorang laki-laki
yang dikeroyok 2 laki laki tegap bercadar. Rupaya sebuah usaha perampokan.
Sebelum Jatmiko sempat menolong laki laki tsb, salah satu perampok memukul
laki2 tsb dengan tongkat shg laki2 tsb pingsan. Sebelum pingsan, laki2 tsb
sempat merangkak ke arah Jatmiko, kedua tangannya memeluk erat sebuah tas.
Sambil menahan sakit laki-laki tersebut berseru lirih: “tolong pak......tas ini......
uang perusahaan”. Kemudian laki2 tsb pingsan. Jatmiko memandang dengan nanar
sosok laki2 yang tergeletak di hadapannya. Badan jatmiko kecil. Tak mungkin melawan
kedua perampok tsb. Namun dia teringat amanat laki2 tsb u menjaga tas yang
berisi uang perusahaan tersebut.
Jatmiko
mengambil tas kulit tersebut, didekapnya kencang dengan kedua tangannya.
Kalaupun dia harus mati, dia sudah siap. Tak lupa dia berteriak
sekencang-kencangnya: “Tolong...rampoook...tolongggg”. teriakan Jatmiko
bersahutan dengan berdebam suara pukulan yang mendarat di sekujur tubuhnya.
Rupanya kedua perampok tadi sangat marah melihat Jatmiko turut campur membantu
laki2 tadi. Teriakannya berhasil mengundang warga yang berlrian keluar dri
rumah mereka. Para perampok panik dan meninggalkan Jatmiko beserta tas yang ia
selamatkan. Jatmiko luka parah. Dia pingsan.
Hari demi
hari berlalu. Jatmiko koma di rumah sakit. Tak terasa sudah berganti bulan.
Jatmiko akhirnya sadar. Saat dia membuka matanya didapatinya istrinya sedang
menunggu dengan setia. Tak berapa lama beberapa orang berpakaian necis masuk ke
dalam kamar rawat Jatmiko. Mereka memperkenalkan diri sebagai direksi
perusahaan yang uangnya diselamatkan Jatmiko. Laki2 yang ditolong Jatmiko juga
hadir. Tangannya digips karena patah. Sang direktur perusahaan mengucapkan
banyak terima kasih kepada Jatmiko. Jatmiko menyelamatkan uang perusahaan
sebesar 1 milyar. Sebagai tanda terima kasih Direksi memberikan hadiah berupa
sebuah mobil kepada Jatmiko. Mobil tersebut bisa digunakan Jatmiko untuk
operasional madrasah. Jatmiko menangis karena terharu. Disaat yang bersamaan
istri Jatmiko menunjuk sebuah piala besar yang diletakkan di atas meja
disamping tempat tidur Jatmiko. Disitu tertulis Juara 3 Olimpiade Komputer.
Rupanya tim Madrasah berhasil menjadi juara 3. Jatmiko melewatkan kemenangan
timnya karena dia koma selama hampir 2 minggu. Jatmiko memeluk erat piala
tersebut sambil menangis. Para tamu di ruangan tersebut berebut memberikan
ucapan selamat atas kemenangan madrasah kepada Jatmiko. Kemudian setelah
diperiksa sebentar oleh dokter, Jatmiko diantar keluar untuk melihat hadiahnya.
Sebuah mobil. Jatmiko naik ke kemudi dibantu istrinya. Jatmiko mencoba
mengemudikan mobilnya. Tersendat sendat maju mundur. Semua yang ada di situ
tertawa bahagia.
Narasi
ending:
Qs Al Anfaal: 60: “Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
00.01” – 00.30” 01. BACKSONG ON. EXT. JATMIKO
MENGENDARAI MOTOR TUANYA DARI SEBUAH MADRASAH TUA PULANG KE RUMAHNYA.
00.31” – 01.30” 02. INT. RUMAH JATMIKO – SIANG HARI
Cast: Jatmiko, istri
Jatmiko
Jatmiko sampai
di pelataran rumah. Mematikan motornya. Menstandardkan motornya. Melepas helm.
Kemudian berjalan memasuki rumah. BACKSONG OFF.
JATMIKO
“Assalamu’alaikum”
ISTRI
“Wa ‘alaikumsalam”
JATMIKO
(mengeluarkan
secarik kertas dan diberikan kepada istrinya, duduk di kursi melepas sepatu
pantofelnya)
ISTRI
(membaca
perlahan)
“Olimpiade Komputer...tapi pak..madrasah
kita kan.....
JATMIKO
(memberi
isyarat dengan dengan telapak tangannya sambil tersenyum, pertanda biarlah dia
sebagai laki-laki yang akan mencari jan keluarnya. Istrinya terdiam mengerti.
Dan tersenyum kecil)
CUT OFF
01.31” – 02.30” 03. BACKSONG ON. INT. DEALER JUAL BELI
MOTOR BEKAS – SIANG HARI
Cast: Jatmiko,
pemilik dealer
(Jatmijo
menerima amplop berisi uang tunai hasil penjualan motor dari pemilik dealer,
mereka ber2 bersalaman, Jatmiko menyentuh motor kesayangannya untuk terakhir
kalinya. Pemilik dealer menyuruh salah seorang pegawainya memindahkan motor itu
ke dalam dealer)
CUT OFF
02.31” – 03.30” 04. BACKSONG STILL. INT. TOKO KOMPUTER – SIANG HARI
Cast: Jatmiko, pemilik toko
(Jatmiko
menyerahkan amplop penjualan motornya kepada pemilik toko komputer. Jatmiko
membeli seperangkat komputer baru. Jatmiko bersalaman dengan pemilik toko
komputer. Barang akan diantar menyusul ke madrasah)
CUT OFF
03.31” – 04.30” 05. BACKSONG STILL. INT. MADRASAH – PAGI HARI
Cast: Jatmiko,
guru, siswa, karyawan toko komputer
(Karyawan toko
komputer menurunkan seperangkat komputer, Jatmiko, guru dan siswa menyambut
dengan antusias. Satu demi satu mereka menyentuh dan mengangkat kedepan mata
mereka perangkat komputer yang baru mereka lihat pertama kali. Jatmiko
tersenyum haru melihat kegembiraan murid dan gurunya. Guru dan muridpun
bergantian menyalami jatmiko tanda berterimakasih). BACKSONG OFF.
04.31” – 06.30” 06.INT. MADRASAH – MALAM HARI
Cast: Jatmiko,
guru komputer
(Jatmiko lembur
menemani guru komputer yang sedang mepersiapkan program latihan untuk siswa
demi menghadapi olimpiade komputer yang sudah semakin dekat)
JATMIKO
“Sudah selesai mas Budi?”
(merapikan
meja kerja dan memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya)
BUDI
“Njih Bapak. Sebentar lagi, kirang sekedhik
malih meniko”
(menjawab
dalam bahasa Jawa medok, menyeka keringat yang menetes di dahi)
JATMIKO
“Usahakan selesai malam ini mas Budi, supaya
anak2 bisa berlatih dengan komputer itu besok pagi. Olimpiade sudah dekat”
BUDI
“Injih pak, ini saya juga sudah berusaha
maksimal je, tapi memang sulit, la wong saya sendiri baru belajar”
(sedikit mengumpat halus dalam bahasa Jawa
kepada komputer didepannya)
JATMIKO
“Ya wes, aku tak pulang dulu, jangan lupa
nanti pintu dikunci rapet yo. Hati-hati. Banyak maling dan rampok sekarang ini.
Wes yo Assalamu’alaikum”
(sambil membuka pintu dan keluar)
BUDI
“Injih pak, wa’alaikumsalam. atos-atos di
jalan Pak”
CUT OFF
06.31” – 10.30” 07.EXT. JALAN GELAP – MALAM HARI
Cast: Jatmiko, laki2
bendahara perusahaan, 2 perampok
(Saat
perjalanan pulang dar madrasah, dii suatu jalan yang gelap dan dalam rimbun
pohon bambu Jatmiko melihat sebuah perkelahian yang tidak seimbang. Ada seorang
laki-laki yang dikeroyok 2 laki laki tegap bercadar. Rupaya sebuah usaha
perampokan. Sebelum Jatmiko sempat menolong laki laki tsb, salah satu perampok
memukul laki2 tsb dengan tongkat shg laki2 tsb pingsan. Sebelum pingsan, laki2
tsb sempat merangkak ke arah Jatmiko, kedua tangannya memeluk erat sebuah tas.
Sambil menahan sakit laki-laki tersebut berseru lirih: “tolong pak......tas
ini...... uang perusahaan”. Kemudian laki2 tsb pingsan. Jatmiko memandang
dengan nanar sosok laki2 yang tergeletak di hadapannya. Badan jatmiko kecil.
Tak mungkin melawan kedua perampok tsb. Namun dia teringat amanat laki2 tsb u
menjaga tas yang berisi uang perusahaan tersebut.
Jatmiko
mengambil tas kulit tersebut, didekapnya kencang dengan kedua tangannya.
Kalaupun dia harus mati, dia sudah siap. Tak lupa dia berteriak
sekencang-kencangnya: “Tolong...rampoook...tolongggg”. teriakan Jatmiko
bersahutan dengan berdebam suara pukulan yang mendarat di sekujur tubuhnya.
Rupanya kedua perampok tadi sangat marah melihat Jatmiko turut campur membantu
laki2 tadi. Teriakannya berhasil mengundang warga yang berlrian keluar dri
rumah mereka. Para perampok panik dan meninggalkan Jatmiko beserta tas yang ia
selamatkan. Jatmiko luka parah. Dia pingsan.)
BENDAHARA PERUSAHAAN
“tolong pak......tas ini...... uang
perusahaan”.
(merangkak
kedepan Jatmiko, hendak menyerahkan tas berisi uang perusahaan tapi terlanjur
pingsan)
JATMIKO
“mas mas bangun mas...duh
Gusti.....tulunnggg tulunggggg rampoookkk tuluuungggg...adududuh ampun tulung
aduh rampokkk tulunggggg”
(Jatmiko mengerang kesakitan sambil mendekap
erat tas dengan kedua tangannya. Sementara itu kedua perampok memukulinya
dengan membabibuta dan berusaha merebut tas berisi uang tersebutyang
dpertahankan jatmiko dengan mati-matian )
PERAMPOK 1
“weh ojo melu-melu kowe. Serahno tase.
Kurang ajar”.
PERAMPOK 2
“rebut tas e No. Tarikk tariikkk”.
JATMIKO
“Alloohu akbar...duh Gusti.....tulunnggg
tulunggggg rampoookkk tuluuungggg... rampokkk tulunggggg”
(wajah
jatmiko babak belur dihajar pencuri, darah menetes dari sudut bibirnya. Matanya
berkunang2 tapi dia tak mau menyerah)
PENDUDUK 1
“Hoe sopo kuwi..rampokkk
rampokkkkk...tulunggg tulunggg”
PENDUDUK 2
“rampokkk rampokkkkk...”
(sambil
membunyikan kentongan dengan panik dan tergesa)
PERAMPOK 1
“bos..konangan bos...kabur bosss”.
PERAMPOK 2
“kurang ajaaaarrrr...rasaknoooo we”.
(kesal
karena ketahuan penduduk dan tidak bisa merebut tas dari tangan jatmiko,
perampok memukul kepala jatmiko keras dengan sebatang dahan pohon)
JATMIKO
“Alloohu akbar...”
(jatmiko
terhuyung kebelakang. Dia pingsan sambil tetap mempertahankan tas di tangannya)
PENDUDUK 1
“loh iki mas jatmiko to...mas bangun
mas....tulunggg tulunggg”
(penduduk
desa datang berduyun-duyun, sebagian mereka berlari mengejar perampok yang
kabur dengan sepeda motor. Sisanya mengerubungi tubuh jatmiko yang sudah
terluka parah.
CUT OFF
10.31” – 20.00” 08.INT. KAMAR RUMAH SAKIT – PAGI HARI
Cast: Jatmiko,
istri, direktur, bendahara perusahaan, dokter
(Hari demi hari
berlalu. Jatmiko koma di rumah sakit. Tak terasa sudah berganti minggu. Jatmiko
akhirnya sadar. Saat dia membuka matanya didapatinya istrinya sedang menunggu
dengan setia. Tak berapa lama beberapa orang berpakaian necis masuk ke dalam
kamar rawat Jatmiko. Mereka memperkenalkan diri sebagai direksi perusahaan yang
uangnya diselamatkan Jatmiko. Laki2 yang ditolong Jatmiko juga hadir. Tangannya
digips karena patah. Sang direktur perusahaan mengucapkan banyak terima kasih
kepada Jatmiko. Jatmiko menyelamatkan uang perusahaan sebesar 1 milyar. Sebagai
tanda terima kasih Direksi memberikan hadiah berupa sebuah mobil kepada
Jatmiko. Mobil tersebut bisa digunakan Jatmiko untuk operasional madrasah.
Jatmiko menangis karena terharu. Disaat yang bersamaan istri Jatmiko menunjuk
sebuah piala besar yang diletakkan di atas meja disamping tempat tidur Jatmiko.
Disitu tertulis Juara 3 Olimpiade Komputer. Rupanya tim Madrasah berhasil
menjadi juara 3. Jatmiko melewatkan kemenangan timnya karena dia koma selama
hampir 2 minggu. Jatmiko memeluk erat piala tersebut sambil menangis. Para tamu
di ruangan tersebut berebut memberikan ucapan selamat atas kemenangan madrasah
kepada Jatmiko. Kemudian setelah diperiksa sebentar oleh dokter, Jatmiko
diantar keluar untuk melihat hadiahnya. Sebuah mobil. Jatmiko naik ke kemudi
dibantu istrinya. Jatmiko mencoba mengemudikan mobilnya. Tersendat sendat maju
mundur. Semua yang ada di situ tertawa bahagia.
JATMIKO
“Alloohu akbar...neng endi aku. aduduh”
(jatmiko
membuka matanya dari tidur panjangnya. Kilau matahari menyilaukan matanya.
Kepalanya masih berdenyut nyeri. Dia mengaduh sambil meringis menahan nyeri dan
memegangi sudut kepalanya yang dibalut perban)
ISTRI
“pak istighfar pak...alhamdulillaaah bapak
sampun siuman...ya Alloh...dokter dokterrr”
(membantu
jatmiko duduk diatas tempat tidur. Dia menangis demi melihat suaminya bangun
dari tidur panjangnya. Dia berteriak memanggil2 dokter)
JATMIKO
(melihat sekeliling kamar tempat dia dirawat
dengan nanar. Mencoba mengenali sosok wanita didepannya sambil mengumpulkan
keping keping ingatannya)
ISTRI
“ini aku pak...Noor...istrimu”
(tersenyum
sambil menghapus air mata yang menggenangi kelopak matanya)
JATMIKO
(tersenyum melihat istrinya, memegang
balutan perban di kepalanya seakan meminta sebuah penjelasan)
ISTRI
“bapak pingsan...hampir 2 minggu. Bapak
berkelahi dengan perampok pak”
(tersenyum
bangga mengingat keberanian suaminya)
JATMIKO
(jatmiko mengingat2 kembali saat2 kedua
perampok itu menghajarnya dengan keras, dia teringat tas itu)
BENDAHARA PERUSAHAAN
“Assalamu’alaikum...”
(sebuah
suara diikuti ketukan pelan di pintu kamar rumah sakit membuyarkan lamunan
jatmiko)
ISTRI
“wa’alaikum salam”
JATMIKO
““wa’alaikum salam”
(seorang
laki2 laki masuk ke dalam ruangan kamar diikuti pria necis dibelakangnya)
BENDAHARA PERUSAHAAN
“pak Jatmiko, ini saya, yang dulu pernah
bapak tolong. Ini pak iwan direktur perusahaan kami pak”
(sambil memperkenalkan laki2 disampingnya)
DIREKTUR PERUSAHAAN
“pak Jatmiko, perkenalkan saya Iwan. mewakili perusahaan hendak menyampaikan terima
kasih, kalau tidak ada pak Jatmiko, perusahaan kami rugi besar. Bapak
menyelamatkan uang perusahaan kami sebesar Rp. 1 milyar rupiah”
(jatmiko
dan istrinya berpandangan sambil tersenyum bangga)
JATMIKO
““tidak apa2 pak Iwan, sudah kewajiban kita
untuk saling tolong menolong”
(seorang
dokter wanita merangsek kedalam ruangan, tangannya sigap memeriksa jatmiko,
mulai dari memeriksa mata jatmiko dengan senter, memegang perban kepala jatmiko
dll)
DOKTER
““bagaimana perasaan bapak, sudah lebih enak?
Ada yang sakit? Ini luar biasa, suami ibu memiliki daya tahan tubuh yang hebat”
ISTRI
“njih dokter, maklum kami orang desa, justru
fisik kami kuat-kuat. Apalagi bapak ini. hebat”
(sambil
mengacungkan jempolnya)
DIREKTUR PERUSAHAAN
“pak Jatmiko, maaf kalau menyela, kedtangan
kami ini adalah untuk menengok bapak..yang alhamdulillah sudah siuman dan
sembuh, dan juga kami ada sedikit tanda tresno untuk bapak. Hadiah kecil pak.
Ada di luar. Bagaimana klo kita lihat bersama2? Bagaimana adokter apakah
diizinkan”
DOKTER
““semua tergantung pak jatmiko, kalo sudah
merasa kuat ya monggo. Tapi hati2”
ISTRI
“pak...ini juga ada hadiah, dari guru dan
murid madrasah”
(seakan
tak mau kalah, istri jatmiko mengambil piala besar di atas meja dan diserahkan
ke suaminya)
JATMIKO
(jatmiko
menerima piala itu dengan heran, dibacanya plakat yang tertera di depa. Juara 3
olimpiade komputer. Jatmiko ternganga tak percaya)
ISTRI
“madrasah kita juara 3 pak...anak2 berlomba
dengan semangat, mereka bertekad menang demi bapak, para guru juga. Mereka
berlatih siang malam sambil tiap hari menengok bapak disini. Menunggu kapan
bapak siuman. Setelah mereka meraih juara 3, mereka memaksa untuk menaruh piala
itu disini. Supaya bapak segera siuman”
(airmatanya
kembali menetes karena terharu dan bangga)
JATMIKO
BACKSONG
ON (jatmiko mendekap piala itu dengan kencang sambil menangis bangga, dadanya
naik turun, semua yang ada diruangan bergantian mengucapkan selamat kepada
jatmiko. Kemudian sang direktur memapah jatmiko turun dari tempat tidurnya
menuju areal parkir rumah sakit. Disana ada mobil yang terparkir. Hadiah dari
sang direktur. Jatmiko naik ke atas mobil dan mencoba mengendarai mobilnya.
Maju mundur. Dan mesinnya pun mati mati. Semua yang hadir tertawa bahagia)
Narasi
ending:
Qs Al Anfaal: 60: “Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).”